Menjadi makanan utama ular dan biawak
Walaupun kadal ini merupakan predator yang ganas bagi semut dan rayap namun ia juga jadi mangsa bagi hewan lain yang lebih besar, lho. Laman iNaturalistUK menerangkan kalau beberapa reptil karnivor seperti Varanus gouldii (biawak gurun) dan Pseudonaja modesta (ular cokelat bercincin) jadi dua predator utamanya. Tak cuma reptil, beberapa mamalia seperti kucing dan rubah juga sering memakan kadal ini.
Ada beberapa taktik yang digunakan predator untuk menangkap kadal gurun, yaitu mengejar dan menyergap. Bahkan beberapa predator seperti biawak gurun tak segan-segan untuk masuk ke dalam lubang kadal gurun untuk memangsanya, lho. Tapi tenang saja, kadal gurung juga punya taktik untuk menghindari predator. Pertama, ia mampu berkamuflase di pasir, bebatuan, dan rerumputan. Kedua, reptil ini kerap berpindah-pindah lubang atau menggali lubang di tempat lain untuk membuat predator bingung.
Tergolong herbivora dan tahan lapar
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Dhub termasuk jenis hewan herbivora yang memakan rumput-rumputan dan tumbuhan hijau lainnya. Sesekali dhub juga memakan beberapa serangga, seperti belalang dan lainnya, tapi itu sangat jarang. Pola makan yang unik inilah yang membedakan dhub dengan biawak.
Dhub termasuk hewan yang tahan lapar. Dilansir Connect With Nature, mereka bisa pergi selama berminggu-minggu tanpa makan. Sebab metabolisme dalam tubuh mereka yang lambat. Hal tersebut juga membuat hewan ini bisa berumur panjang. Mereka dapat hidup hingga 80 tahun, lho.
Belanja di App banyak untungnya:
Wir verwenden Cookies und Daten, um
Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um
Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.
Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.
Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.
Aroma tajam menguar dari panci kecil milik pedagang yang berjongkok di sudut trotoar berdebu. Lelaki dalam balutan jaket kulit itu tampak menambahkan sejumput ramuan ke dalam cairan emas berkarat di dalam panci. Hasil racikannya yang sudah jadi dituang ke dalam botol-botol kecil, lalu dijajakan di sebelah beberapa ekor kadal seukuran anak kucing.
Sehari-harinya, Muhammad Nasir mencari nafkah dengan berjualan minyak kadal gurun. Sudah lima tahun lebih dia menjajakan barang dagangannya di pasar Raja Bazar yang terletak di kota Rawalpindi, Pakistan. Lebih dikenal sebagai “sanda tael”, obat oles ini digadang-gadang sangat manjur mengatasi masalah disfungsi ereksi. Minyaknya sendiri berasal dari lemak kadal ekor duri India yang dipanggang.
“Dengan dioleskan ke penis, minyak kadal dapat mengobati impotensi dan memperbesar alat vital. Minyak ini juga mempertahankan ereksi dan mencegah ejakulasi dini,” kata Nasir memberi tahu VICE World News.
Sekelompok laki-laki berkerumun di sekitar Nasir. Beberapa menyaksikan sambil terkekeh, sedangkan lainnya melontarkan lelucon kotor. Namun, ekspresi wajah tak pernah menipu. Mereka diliputi keingintahuan yang besar.
Di masyarakat yang masih menganggap seks tabu, banyak lelaki Pakistan beralih ke minyak kadal sebagai pengobatan alternatif mengatasi disfungsi ereksi. Meski ramuan tradisional ini telah diwarisi secara turun-temurun, bisnisnya tumbuh subur pada saat negara melarang penjualan obat-obatan perangsang seperti Viagra, yang dinilai bertentangan dengan ajaran Islam.
Pemburu kadal, pedagang dan tabib di Pakistan meraup keuntungan dari para laki-laki yang telah putus asa mengembalikan kejantanannya. Selain klaim mengatasi impotensi dan memperbesar penis, minyak kadal diyakini berkhasiat mencegah kemandulan pada laki-laki dan meredakan nyeri sendi.
“Hampir 60 persen pasien saya pernah mencoba pengobatan tradisional semacam itu,” ungkap Dr. Asim Khan, ahli urologi di Islamabad, saat berbicara kepada VICE World News.
Kadal-kadal yang diolah menjadi minyak termasuk spesies “rentan” atau terancam punah menurut Daftar Merah yang dikeluarkan organisasi internasional konservasi alam IUCN. Pemburu dengan kejam mematahkan punggung kadal agar tidak bisa kabur setelah ditangkap. Hewan reptil itu lalu dibelek hidup-hidup untuk diambil lemaknya, yang kemudian diolah menjadi minyak bersama ginseng, jahe kering, kunyit, kayu manis dan tanaman rue liar. Kadang-kadang, pedagang juga menambahkan minyak kasturi yang diekstrak dari kelenjar ekor di antara pusar dan alat kelamin kijang kesturi yang terancam punah.
Di kota lain, ada Rana Fareed yang telah 18 tahun menjual “minyak ajaib” ini. Dia membuka matab atau kliniknya sendiri di Wazirabad, provinsi Punjab. Brosur pengobatannya menampilkan gambar-gambar kadal, ular dan reptil lain yang bentuk phallic-nya sangat menonjol.
“Pasien saya datang dari seluruh Pakistan. Bahkan ada juga yang dari negara lain, seperti Kanada, Amerika Serikat, Spanyol dan Inggris. Mereka mendengar produk ini dari kerabat mereka yang asal Pakistan,” Fareed mengklaim.
Hafiz sudah lima tahun menggunakan produk racikan Fareed, dan telah merasakan sendiri khasiatnya. “Dulu saya dan istri sulit dikaruniai momongan. Saya tidak dapat mempertahankan ereksi cukup lama saat berhubungan seks,” kata lelaki yang hanya menyebutkan nama depannya.
“Uang yang saya keluarkan selama bertahun-tahun sepadan dengan hasilnya. Sekarang saya dikaruniai bayi laki-laki.”
Namun, dunia kedokteran masih skeptis terhadap “obat ajaib” tersebut. Belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan kemanjuran terapi alternatif ini dan efeknya bagi kesehatan manusia.
“Sekarang eranya obat-obatan berbasis bukti. Obatnya perlu diteliti dengan benar sebelum dijual ke pasar,” terang Dr. Khan. “Masalahnya, kami belum punya cukup data untuk pengobatan semacam ini. Misalkan mereka menjual minyak ini kepada 500 orang dalam waktu tertentu: Apa yang mereka rasakan setelah sebulan pemakaian? Bagaimana fungsi ginjal mereka? Apa efeknya pada hati? Kami belum tahu jawabannya.”
Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik itu secara biologis, psikologis maupun gaya hidup. Orang yang mengalami gangguan hormonal, masalah jantung dan jarang bergerak lebih berisiko terkena disfungsi ereksi.
“Sangat sulit mengatasinya secara permanen jika akar masalahnya belum ditemukan. Obat herbal dan ‘pengobatan’ alternatif mungkin bisa meredakan gejala disfungsi ereksi atau mengatasi ejakulasi dini untuk sementara. Tapi balik lagi, masalah ini baru bisa diobati setelah pasien menjalani tes darah, tes hormon dan ultrasound,” Dr. Khan melanjutkan.
Disfungsi ereksi masih jarang dilaporkan di Pakistan. Penelitian tahun 2003 menunjukkan, tingkat prevalensi disfungsi ereksi pada laki-laki Pakistan yang berobat ke pelayanan kesehatan primer mencapai 80,8 persen. Sementara itu, studi yang diterbitkan tahun lalu menemukan tingkat disfungsi ereksi 21 persen yang jauh lebih rendah di antara 450 pasien sebuah rumah sakit di kota Karachi.
Bahkan dengan statistik yang cukup beragam itu, Badan Investigasi Federal Pakistan terus memberantas peredaran obat-obatan penambah gairah yang lebih mainstream seperti Viagra. Namun, terlepas dari upaya keras pemerintah, Viagra masih tersedia secara luas di toko online dan toko obat seantero negeri.
Tapi tampaknya sanda tael atau minyak kadal berhasil mengisi kekosongan yang disebabkan oleh larangan tersebut.
Profesor antropologi Abdul Qadar di Rawalpindi berpendapat pengobatan semacam ini bisa populer karena ada semacam konstruksi seksualitas yang mengharuskan laki-laki ‘menaklukkan’ perempuan dengan keperkasaannya. “Representasi seksual pria semacam ini membuat orang-orang berpikir mereka butuh bantuan untuk meningkatkan stamina seksualnya,” tutur Qadar.
Menurut terapis seks dan psikolog klinis Tahira Rubab, banyak lelaki diliputi kekhawatiran tidak mampu memuaskan pasangan seperti yang diharapkan masyarakat. Itulah sebabnya tak sedikit orang terbuai dengan manfaat yang ditawarkan minyak kadal.
“Ada anggapan di masyarakat bahwa laki-laki tidak gagah perkasa jika tidak bisa terangsang secara seksual. Mereka akhirnya menjadi tidak percaya diri dan masuk ke dalam siklus impotensi yang dipicu oleh faktor psikologis,” Rubab menjelaskan kepada VICE World News.
Keputusasaan ini dapat dirasakan di seluruh lapisan masyarakat Pakistan, sehingga tidak mengherankan jika permintaan akan minyak kadal beberapa datang dari kalangan terdidik sekali pun. “Ini bukan soal literasi, melainkan kurangnya kesadaran masyarakat. Saya pernah menangani pegawai sipil dengan jabatan tinggi di Islamabad. Beberapa hakeem (tabib) menjual minyak seharga 45.000 Rupee Pakistan (Rp3,6 juta) kepadanya,” ujar Dr. Khan.
Terlepas dari upaya Badan Pengawas Obat Pakistan untuk memantau pengobatan alternatif dan tradisional, penjualan minyak kadal sebagian besar tidak diatur di sana. Otoritas perlindungan satwa liar tampak menjadi satu-satunya yang turun tangan mengendalikan perburuan kadal berekor duri.
Kadal ini sebagian besar ditemukan di daerah gurun Pakistan. Meskipun pihak berwenang semakin gencar menangkap pemburu selama beberapa tahun terakhir, hewan reptil ini masih terus dijual ke tabib dan pedagang kaki lima untuk memenuhi permintaan akan minyak “penambah maskulinitas” yang sangat tinggi.
“Polisi tidak pernah mengganggu kami. Biasanya kami kejar-kejaran dengan petugas margasatwa saat menangkap kadal,” kata Nasir, yang juga berburu kadal gurun bersama saudaranya di sela-sela berjualan minyak ajaib. “Meski sudah didenda berulang kali, saya tidak bisa berhenti karena ini satu-satunya mata pencaharian saya.” Nasir lalu mengeluarkan bukti denda senilai 10.000 Rupee Pakistan (Rp816 ribu) dari dompetnya. Sanksi tersebut dikeluarkan oleh Departemen Satwa Liar Punjab.
Kadal buruan yang dipasok ke seluruh negeri biasanya berasal dari provinsi Punjab, yang disebut-sebut oleh pejabat satwa liar sebagai “pusat” perdagangan sanda tael. Dalam lima penggerebekan yang berlangsung sepanjang Oktober lalu, petugas satwa liar berhasil menyita 978 ekor kadal gurun dari pemburu di provinsi Sindh. Pada 2020, sekitar 2.500 ekor kadal yang diselundupkan berhasil diselamatkan di pinggiran kota Karachi dan Thatta di Sindh. Namun, peluang kadal-kadal tersebut untuk bertahan hidup setelah diburu sangat kecil, mengingat punggungnya yang telah patah.
“Perburuan kadal akan terus berlanjut selama permintaan akan minyak kadal tak menurun,” konservator Departemen Margasatwa Sindh Javed Ahmed Maher memberi tahu VICE World News.
“Sebagian besar pemburu berasal dari kelompok nomaden yang sangat miskin. Menangkapi makhluk yang tak berdaya menjadi satu-satunya cara mereka menyambung hidup.”
Follow Rimal Farrukh di Twitter.
Kadal gurun atau dhab. (Foto: Pixels.com/Eyal Bartov)
APAKAH kadal gurun atau kadrun bisa dimakan? Mungkin pertanyaan ini ada di benak sebagian orang. Pasalnya membayangkan saat kelaparan di tengah gurun pasir yang gersang dan hanya ada kadal di sana. Lalu bolehkah memakan dagingnya.
Kadal gurun atau Dhab banyak ditemukan di seluruh gurun pasir Mesir, Libya dan wilayah Timur Tengah lainnya. Nama ilmiahnya adalah Uromastyx aegyptia.
Bentuk dhab menyerupai biawak dengan panjang antara 38 hingga 99 cm. Kulit kadal ini berwarna coklat seperti pasir gurun dan ekornya tebal dengan banyak benjolan keras di sepanjang ekornya.
Namun apakah kadal gurun ini bisa dimakan? Jawabannya adalah bisa.
Oleh masyarakat Arab, Dhab ini kerap kali diburu. Kulitnya dijadikan sebagai kerajinan, sedangkan dagingnya dimakan sebagai alternatif protein yang dapat mereka konsumsi.
Alasan lain kenapa dhab ini diburu dan dimakan adalah kadal ini memiliki rasa yang lezat dan halal untuk dimakan. Selain itu, dhab juga dianggap sebagai hewan yang baik di Arab.
Dikutip dari situs Maktabah Al-Bakri, para ulama di Arab Saudi dari kalangan mazhab Imam Syafi'i, Imam Maliki, dan Imam Ahmad bin Hambal atau Hambali menyatakan dhab atau kadal gurun boleh dimakan. Sedangkan ulama dari mazhab Imam Abu Hanifah atau Hanafi mengatakannya makruh.
Pada musim berburu dhab, masyarakat di Arab akan berbondong-bondong ke padang pasir untuk mencari kadal gurun. Cara yang sering digunakan adalah dengan menyiram sarang dhab dengan air atau membakarnya sehingga kadal gurun keluar lalu ditangkap.
Daging dhab kabarnya akan lebih nikmat dikonsumsi saat musim semi. Saat itu, dhab memakan tumbuhan segar sehingga berpengaruh pada rasa dagingnya yang semakin lezat. Di Arab sana, daging dhab kerap kali diolah sebagai campuran pada nasi maupun dimakan menggunakan roti. Selain itu terkadang dhab juga dikonsumsi dengan cara dibakar.
Meski dikenal memiliki rasa yang sangat nikmat, dokter menghimbau untuk tidak memakan daging dhab terlalu banyak. Hal ini karena daging dhab mengandung kadar kolesterol yang tinggi dan tidak baik untuk kesehatan. Selain itu pemerintah Arab juga membatasi perburuan hewan
ini karena mulai menurunnya populasi dhab di alam.
Seperti namanya, Liopholis inornata atau kadal gurun termasuk spesies kadal yang secara khusus hidup di daerah kering seperti gurun dan padang pasir. Ia juga termasuk spesies kadal yang berukuran kecil, panjang maksimalnya saja tidak lebih dari 20 cm. Namun ukuran kecil ini jadi keuntungan bagi kadal gurun karena memudahkan reptil ini untuk bersembunyi di dalam lubang atau di semak-semak.
Namun kemampuan bersembunyi dan berkamuflasenya tidak bisa menyelamatkan kadal ini dari ancaman predator. Ular, biawak dan beberapa hewan karnivor lain sangat suka memangsa kadal ini. Untuk menghindari terkaman predator tentunya ia juga punya beberapa adaptasi yang unik dan efektif. Tak hanya itu, ternyata kadal gurun juga punya segudang fakta unik dan menarik yang beberapa diantaranya akan segera kita bahas!
Merupakan kadal endemik Australia
Dilansir GBIF, kadal gurun merupakan spesies kadal endemik Australia dan tidak dapat ditemukan di daerah lain. Penyebarannya di benua kanguru ini juga terbilang luas, ia bisa ditemukan di Australia bagian tengah, barat, dan selatan. Namun ia tak bisa ditemukan di Australia bagian utara dan tenggara.
Seperti namanya, kadal ini cenderung menghuni daerah yang kering seperti gurun, savana, dan padang rumput. Di sana ia dengan mudah dapat menemukan makanan dan menggali tanah untuk menghindari predator. Ukuran kadal gurun juga terbilang kecil dengan panjang maksimal yang hanya sekitar 8,4 cm.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Iguana Berpunuk, Punya Kemampuan Seperti Bunglon
Takut terhadap air, tapi tetap minum
Uniknya, hewan ini sangat jarang menyentuh air, lho. Umumnya, hewan ini memang tidak suka air. Bahkan dhub memang tidak meminum air langsung dari aliran sungai. Sebab, hewan ini hanya minum dari air embun.
Hal tersebut sering dimanfaatkan para pemburu untuk menangkap dhub. Mereka akan menuang air pada tempat tinggal dhub, lalu kadal gurun ini akan langsung keluar karena rasa takutnya pada air.
Mirip reptil lain, tapi memiliki ciri fisik tersendiri
Dhub memiliki bentuk tubuh yang persis seperti hewan reptil lain pada umumnya, yakni memiliki kaki empat, serta memiliki ekor panjang. Kadal gurun ini memiliki bentuk tubuh yang mirip seperti biawak air. Banyak orang mengira dhub sama dengan biawak, padahal dua reptil ini berbeda, lho.
Dhub memiliki panjang tubuh antara 38-99 cm dan memiliki kulit tebal berwarna cokelat pasir. Bagian tubuh dan ekornya dilapisi kulit tebal dan kasar dengan benjolan keras mirip permukaan kulit tokek. Ekor dhub memiliki kulit tajam seperti kulit buah durian dan berukuran tidak terlalu panjang.
Baca Juga: 7 Fakta Epik Komodo, Kadal Terbesar di Bumi
Badannya yang memanjang memudahkan kadal gurun menggali lubang
Artikel di jurnal Journal of Experimental Biology menerangkan kalau reptil ini merupakan hewan yang sangat pandai menggali. Hal ini juga didukung oleh tubuhnya yang memanjang, runcing, dan kuat sehingga memudahkannya membuat lubang di gurun pasir. Kakinya yang kecil dan kuat juga membuat kadal ini tidak akan kehabisan tenaga saat menggali, alhasil ia bisa menggali pasir dengan lebih efisien.
Secara umum lubang yang ia buat punya beberapa fungsi, yaitu sebagai tempat bersembunyi, tempat berkembang biak, dan tempat beristirahat. Saat siang hari kadal gurun akan berada di dalam lubang untuk menghindari teriknya matahari. Barulah saat malam atau petang reptil ini mulai keluar untuk mencari makanan. Badannya yang kecil dengan warna cokelat dan bintik-bintik hitam juga membuat kadal gurun sulit dideteksi di malam hari.
Habitat dan tempat tinggal Dhub
Habitat dhub banyak berada di kawasan gurun dengan tanah kering dan gersang. Hewan jenis reptil ini tinggal pada lubang dan celah kecil di gurun. Tempat tinggalnya ini digunakan sebagai tempat berlindung dari panas terik dan dari gangguan manusia.
Dikutip Environment Agency - Abu Dhabi, dhub termasuk hewan yang sangat tenang walaupun penampilannya tangguh serta aktif mencari makanan di siang hari. Hewan bernama latin Uromastyx aegyptica microelepis ini banyak ditemukan di Sudan, Mesir, Yordania, Suriah, Irak, Iran, dan Semenanjung Arab.
Sering diburu untuk diambil kulit dan dagingnya
Hewan yang mendiami lubang di gurun ini tidak najis dan bagian tubuhnya dapat diolah, sehingga banyak diburu oleh sebagian orang. Bagi beberapa orang di Arab, kulit dhub memang sangat berguna. Sehingga kulitnya diambil dan diolah untuk jadi kerajinan kulit. Sementara dagingnya dapat diolah menjadi makanan yang lezat dan halal.
Daging dhub memang tidak diharamkan Rasulullah SAW. Namun, Rasulullah tidak suka memakannya. Seperti diterangkan dalam hadist riwayat Ibnu Umar R.A berikut ini.
Ia berkata: "Bibiku, Ummu Hufaid memberikan hadiah kepada Rasulullah SAW berupa minyak samin, keju dan daging Dhub. Minyak samin dan kejunya dimakan dan daging Dhubnya dibiarkan karena ia merasa jijik. Daging itu pernah dihidangkan di meja makan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kalau seandainya daging itu haram, maka daging itu tidak akan dihidangkan di meja makan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam." (Shahih Muslim nomor 3604).
Hewan ini memang memiliki umur yang cukup panjang dan dapat bertahan hidup pada kondisi cuaca ekstrim di gurun. Namun, tetap ada kemungkinan dapat punah akibat faktor iklim, bencana alam ataupun jika tidak dijaga kelestariannya. Maka dari itu para pemburu juga harus menjaga kelestarian dan tidak merusak habitat hewan tersebut.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Satanic Leaf Tailed Gecko, Spesies Kadal Mirip Daun
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Kadal gurun tidak peduli dengan anak-anaknya
Dilansir Monaco Nature Encyclopedia, kadal gurun merupakan hewan soliter yang artinya ia hidup menyendiri. Hewan ini menggali lubang untuk ditinggali sendirian, mencari makan hanya untuk dirinya, dan tidak hidup berkelompok. Hal ini menjadi unik karena kerabat-kerabatnya yang berasal dari genus yang sama biasanya merupakan hewan yang hidup berkelompok.
Di lain sisi kadal gurun hanya akan berinteraksi dengan sesama spesiesnya saat musim kawin. Ia sama sekali tidak peduli dengan sesama spesiesnya atau dengan kadal lain. Bahkan sesaat setelah kawin kadal jantan akan meninggalkan kadal betina dan setelah bertelur kadal betina sama sekali tidak peduli dengan hidup anak-anaknya. Sungguh seorang ibu yang tidak punya insting keibuan.
Seperti namanya, kadal gurun merupakan spesies kadal berukuran kecil yang hidup di gurun dan hanya bisa ditemukan di Australia. Ciri fisik, makanan, dan gaya hidup kadal ini sangat cocok dengan habitatnya tersebut. Kebiasaannya menggali lubang, makanannya yang berupa serangga kecil, gerakannya cepat, dan warna cokelatnya merupakan adaptasi untuk hidup di gurun yang panas. Kadal gurun juga bisa dibilang sebagai kadal yang mandiri karena merupakan hewan soliter yang tidak butuh bantuan siapapun untuk bertahan hidup.
Baca Juga: 6 Fakta Unik Kadal Putih, Warnanya Tidak Sesuai dengan Namanya
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Dhub merupakan hewan reptil yang dikenal sebagai kadal besar yang hidup di gurun. Hewan ini memiliki keunikan tersendiri dibanding hewan jenis reptil lainnya, mulai dari keunikan bentuk, pola makan, hingga perilakunya, yang membuat sebagian orang takjub akan keunikannya.
Selain keunikannya yang membuat takjub, hewan ini juga dapat bermanfaat bagi sebagian orang disekitar gurun, sehingga tak heran hewan ini sering diburu. Penasaran akan keunikannya? Mengapa sampai diburu? Yuk, simak beberapa fakta menarik dhub berikut ini yang akan menjawab rasa penasaranmu.